aplikasi dan jurnal pilihan google

Friday, August 24, 2007

pneumonia

pendahuluan
Pneumonia adalah penyakit peradangan parenkim paru yang sisebabkan oleh bermacam etiologi seperti bakteri,virus, mikoplasma, jamur, atau benda asing yang teraspirasi dengan akibat timbulnya ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi (ventilation perfusion mismatch). Pneumonia dapat dibagi berdasarkan kelainan anatomi, atau etiologi. Berdasarkan kelainan anatomis dibagi dalam pneumonia lobaris, pneumonia lobularis, pneumonia intersisial, dan pleuropneumonia. Berdasarkan etiologinya: pneumonia dikelompokkan ke dalam pneumonia streptokokus,pneumonia karena lvaemophyllus influenza, pneuminia mikoplasma, pneumonia virus,dsb. 1 Infeksi saltuan nafas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang udah maju. Dari data SEMIC Healt Statistik 2001 influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di indonesia,nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia,nomor 3 di Singapora,nomor 6 di Thailand dan nomor 3 di Vietnam. Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran nafas akut temtasuk pneumonia dan

Medial
Kanan
Medial
Kiri
SEGMEN PARU-PARU KIRI

Labus Atas
1.
2.
3. Anterrior
4. Superior
5. Inferior

Labus Bawah
6. Apikal (superior)
7. Mediobasal
8. Anteriobasal
9. Lateriorbasal
10. Posteriobasal

Apikoposterior
SEGMEN PARU-PARU KANAN

Labus Atas
2. Aplikasi
3. Posterior
4. Anterior

Labus Tengah
5. Lateral
6. Medial

Labus Bawah
7. Apikal
8. Mediobasal
9. Anterobasal
10. Laterobasal
11. Posterobasal
Lateral Kanan
Lateral Kiri
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. DEFINISI
Pneumonia adalah penyakit peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh berbagai macam etiologi seperti bakteri, virus, mikoplasma jamur, atau benda asing yang teraspirasi dengan akibat timbulnya ketidakseimbangan veniilasi dengan perfusi (ventilation perfusion mismach).
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan yang disebabkan oleh mikroor-anisme (bakteri, virus, jamur, parasit) pneumonia yang disebabkan oleh nonmikroorganisme(bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis.1,2

B. EPIDEMIOLOGI
Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia. Pneumokokus dengan serotipl sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80%, sedangkan pada anak ditemukan tipe 14,1,6,dan 9. angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumokokus- ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan bronchopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.
Pneumonia pneumokokus (streptokokus pneumonia), yang pertama kali ditemukan oleh Pasteur pada tahun 1881. tumbuh diperbenihan agar darah dalam waktu 24 – 28 jam. Ada 75 tipe, akan tetapi yang virulen hanya 3 tipe. Pneumonia pneumokokus merupakan infeksi akut yang dapat berupa pneumonia lobaris atau bronchoneumonia. Tejadinya beberapa hari setelah infeksi saluran pernafasan bagian atas. Penderita-penderita dengan hipogammaglobulinemia atau mieloma multiple lebih peka terhadap infeksi ini, juga pada orang-orang peminum alkohol.3.4


C. KLASIFIKASI & ETIOLOGI
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologi:
a. a Pnemonia komuniti(community-acquired pneumonia)
b. b.Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia%nosocomial pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
d. pneumonia pada penderita immunocompromised

2. Berdasarkan bakteti penyebab
a. Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat teriadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphylococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
b. Pneumonia atipikal, disebabkan mycoplasma, legionella dan Chlamydia
c. Pneumonia Virus
d. Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocomromised).

3. Berdasarkan predileksi infeksi
a. Pneumonia lobaris. Sering pada pneumonia bakterial, jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia vang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misal : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan.
b Bronchopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus.


c. Pneumonia interstisial
Patogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi tergantung umur, status munologis, kondisi lingkungan (epidemioloei setempat, polusi udara) status munisasi dan faktor resiko.`
Informasi epidemiologi seringkali sanaat berguna untuk mencari penyebab pneumonia. Penyebab pneumonia dapat dilihat pada tabel l;5
Usia
Penyebab
Lahir - 3 minggu





3 minggu – 3 bulan




4 bulan – 4 tahun






5 tahun – 15 tahun
Group B streptokokus
Gram negative enteric bacilli
Cytomegalovirus
Listeria monocytogenes
Herpes simplex virus

Chlamidia trachomatis
Respiratory syncytial virus ((RSV)
Parainfluenza virus (PIV0 type 3)
Streptococcus aureus

RSV, PIFs, influenza, adenovirus, rhinovirus
Streptococcus pneumonalae
Haemophilus influenzae
Mycoplasma pneumoniae
Mycobacterium tuberculosis

Mycoplasma Pneumoniae
Chlamydophilia peumoniae
Streptococcus pneumoniae
Mycobacterium tuberculosis

Daya tahan traktus respiratorius
Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi dan terdiri dari:
1. Susunan anatomis rongga hidung
2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring
3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret liat yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
4. Reflek batuk
5. Reflek epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
6. Drainace sistem limfatik dan fungi menyaring kelenjar limfe regional
7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imuno-humoral terutama dari imunoglobulin A (IgA).

Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempuma. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan badan yang menurun, misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, faktor iatrogen seperti trauma pada paru, anestesia, aspirasi, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.4
D. PATOGENSIS
Bakteri penyebab terisap ke paru melalui saluran nafas menyebabkan reaksi jaringan berupa edema yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya sebukan sel PMN (polimorfonuklear), fibrin, eritrosit cairan edema dan kuman di alveoli. Proses ini termasuk dalam stadium hepatisasi merah. Sedangkan stadium hepatisasi kelabu adalah kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibrin ke permukaan pleura. Ditemukan pula fibrin dan leukosit PMN di alveoli degeneras sel dan proses fagositosis yang cepat. Dilanjutkan stadium resolusi, dengan peningkatan jumlah sel makrofag di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya fibrin, serta menghilangmya kuman dan debris. Proses kerusakan yang terjadi dapat dibatasi dengan pemberian antibiotik sedini mungkin agar sistem bronkopulmonal yang tidak terkena dapat diselamatkan.6
E. GAMBARAN KLINIS
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 40 C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari, mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisis, tetapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung, harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisis tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi thoraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basalt nyaring halus atau sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluen) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara pemafasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi, ronki terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2 – 3 minggu.4

Pemeriksaan penunjang
Gambaran pneumonia pada foto toraks sama seperti gambaran konsolidasi radang. Jika udara dalam alveoli digantikan oleh eksudat radang, maka batgian paru tersebut akan tampak putih pada foto roentgen. Kelainan ini dapat melibatkan sebagian atau seluruh lobus (pneumonia lobaris) atau berupa bercak yang mengikutsertakan alveoli secara tersebar (bronkopneumonia). Gambaran roentgen pneumonia primer dan sekunder selalu sama, yaitu berupa ukuran besar dan jumlah corakan paru yang bertambah atau konsolidasi, atau berupa campuran dan keduanya. Perbedaan gambaran klinik pneumonia atipik dan tipik.2,8

Tanda dan gejala

P. Atipik
P. Tipik
Onset
Suhu
Batuk
Dahak
Gejala lain


Gejala diluar paru
Pewarnaan gram
Radiologis
Laboratorium


Gangguan fungsi hati
Gradual
Kurang tinggi
Non produktif
Mukoid
Kepala, mialgia, sakit tenggorokan, suara parau, nyeri telinga
Sering
Flora normal atau spesifik
Pachy atau normal
Leukosit normal kadang rendah
Sering
Akut
Tinggi, menggigil
Produktif
Purulen
Jarang


Lebih jarang
Kokus gram (+) atau (-)
Konsolidasi lobar
Lebih tinggi


Jarang

F. DIAGNOSA BANDING
Bronkiolitis
Gagal jantung
Aspirasi benda asing
Atelektasis
Abses paru
Tuberkulosis

G. KOMPLIKASI
Empiema
Otitis media akut
Atelektasis
Emfisema
Meningitis
Perikarditis
Osteomielitis
Abses kulit
Sinusitis
Epiglotis kadang ditemukan pada infeksi H. influenzae tipe B

H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, akan tetapi, karena hal itu perlu waktu, dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang diberikan:
1. Penisilin 50.000 U/kg BB/hari, ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spekrum luas seperti ampicillin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4 – 5 hari
2. Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukosa 5% dan NaCI 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL 10mEq/500 ml/botol infus.
3. Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikankoreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.
4. Pasicn bronkopneumonia rintan tidak usah dirav°at di runah sakit

I. PROGNOSIS
Dengan pemberian antibiotik Yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.(Q_key `0094`)

No comments:

journal kedokteran GRATIS ?

kebanyakan journal kedokteran harus langganan dan bayar tetapi biasanya artikel punya masa bayar, artinya kalau masanya sudah lewat bisa dibaca gratis yang cari aja di google, yang penting keyword harus spesifik?