aplikasi dan jurnal pilihan google

Friday, September 7, 2007

HERNIA

Rizky julana, Iflan nauval

FK UNSYIAH Banda Aceh


1.1 DEFENISI

Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Terdapat beberapa poin penting dalam hernia, yaitu : defek/bagian yang lemah dari dinding rongga, kantung hernia, isi hernia, dan cincin hernia (daerah penyempitan kantung hernia akibat defek tersebut).

1.2 EPIDEMIOLOGI

Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul didaerah sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.

Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnay di amerika serikat, dibandingkan dengan 25000 untuk hernia femoralis, 166000 hernia umbilicalis, 97000 hernia post insisi dan 76000 untuk hernia abdomen lainya.

Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi 40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi. Hernia femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia inguinal.. meskipun kasus hernia femoralis pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis dikalangan wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dikalagan pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita

1.3 ETIOLOGI

Penyebab hernia masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi tidak diragukan melibatkan banyak factor.Predisposisi keluarga berperan disini. Ada bukti yang makin kuat bahwa gangguan jaringan ikat menjadi predisposisi pembentukan hernia dengan merubah pembentukan kollagen. Cannon dan Read menggunakan senyawa hidroxipropilene pada lapisanotot perut untuk mengukur produksi kollagen dan menunjukkan terjadi penuruna produksi kollagen pada pasien dengan hernia inguinalis. Mereka menemukan suatu gangguan metabolisme kollagen pada perokok yang menyebabkan pembentukan hernia.

Table 1. Hal Yang Dianggap Sebagai Penyebab Hernia

Batuk

PPOK

Obesitas

Mengedan

Konstipasi

Gangguan prostat

Kehamilan

Berat badan lahir <1500>

Riwayat hernia dalam keluarga

Manuver valsava

Ascites

Gangguan jaringan ikat congenital

Gangguan sintesis kollagen

Insisi di dinding abdomen sebelumnya

Aneurisma arteri

Merokok

Angkat beban

1.4 JENIS-JENIS HERNIA

Berdasarkan terjadinya, dibagi atas hernia kongenital/bawaan dan hernia yang didapat. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilical, femoral, dan sebagainya. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga disebut hernia irreponibel. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada perineum kantong hernia. Bila tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut disebut hernia akreta.

Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata. Disebut hernia inkarserata bila isi kantung terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irreponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut hernia strangulata. Sebenarnya gangguan vaskularisasi sudah terjadi saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis.

2.4.1 Hernia Dilipat Paha

2.4.1.1 Anatomi

Region inguinal harus dipahami, pengetahuan tentanag region ini penting untuk terapi operatif ari hernia. Sebagai tambahan, pengetahuan tentangposisi relative dari saraf, pembuluh darah dan struktur vas deferen, aponeurosis dan fascia harus dihafal.

Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4 cm kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis n ramus genital nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis.

Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi. Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal. Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial, dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis transverses abdominis. Dasar kanalis inguinalils adalah bagian paling penting dari sudut pandang anatomi maupun bedah.

Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia indirect.

Figure 1

Gambar 1. Segitiga Hesselbach's . dibangun oleh otot rectus abdominis di medial ligamentum inguinal dibagian inferiordan pembuluh-pembuluh epigastrik inferior dibagian lateral. Pada gambar bagian terluar Segitiga diberi garis merah

Aponeurosis Obliquus External

Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. external oblique aponeurosis menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicun.

Otot Oblique internus

Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis . bagian medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk conjoined tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya te;ah banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien.

Fascia Transversalis

Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutanb dari otot transversalis dan aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan: "The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris.

Ligamentum Cooper

Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay

Preperitoneal Space

preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darah dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. nervus cutaneous femoral lateral berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan dibawah atau melelui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca anterior superior.

Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. ductus deferens berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke cincin interna inguinal.

Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan lemak sangat bervariasi.

2.4.1.2 Hernia Inguinalis

Dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Pria > wanita. Faktor yang berperan adalah terbukanya processus vaginalis, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut (pada trigonom Hesselbach). Tekanan rongga perut yang tinggi secara kronis dapat berupa batuk kronis, hipertrofi prostat, konstipasi, ascites, kehamilan multipara, obesitas, dll. Hernia inguinalis bisa berupa hernia inguinalis medialis maupun hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis yang mencapai scrotum disebut hernia scrotalis.


Figure 3


Gambar 2. Jalur suatu hernia direct. Kantung hernia langsung melewati segitiga Hesselbach's dan dapat merobek dasar kanalis inguinalis.

2.4.1.3 Hernia femoralis

Hernia femoralis muncul sebagai penonjolan di bawah ligamentum inguinal dan lateral dari tuberkulum pubicum. Bentuk dan ukuran cincin femoral dan peningkatan tekanan intra abdomen adalah factor yang berperan dalam terbentuknya hernia femoralis. Hernia femoral kadang salah didiagnosa dengan adanya penonjolan lemak di bantalan femur yang disebut sebagai pseudofemoral hernia.

2.4.1.4 Klasifikasi hernia dilipat paha

Banyak penulis termasuk Casten, Gilbert, Nyhus, Robbin dan Rutkow dan lainnya membuat system klasifikasi dan menggunakan nama mereka. Kebanyakan system klasifikasi dibuat berdasarkan lokasi defek (direct, indirect atau femoral), ukuran defek dan apakah hernia kambuh atau tidak.karena sering sulit untuk membedakan jenis hernia preoperative. Ketika suatu consensus untuk menentukan system klasifikasi yang terbaik tidak dicapai, klasifikasi Nyhus paling sering menjadi rujukan dalam kepustakaan.


Figure 4

GAMBAR 3. Jalur dari suatu hernia femoralis. Kantung hernia melewati suatu celah sepanjang kanalis femoralis. Dapat teraba di dekat cincin femoral atau di paha sebelah dalam

TABEL 3
klasifikasi Nyhus untuk hernia di lipat paha

Type I--indirect inguinal hernia

Cincin Internal inguinal normal biasanya pasa infan, anak-anak dan dewasa muda

Type II--indirect inguinal hernia

pelebaran internal inguinal ring tanpa mengenai dasar dari kanalis inguinalis, tidak meluas ke scrotum

Type III A hernia inguinal direct

Type III B Indirect inguinal hernia yang cukup luas untuk leawt diatas dinding posterior inguinal (contoh :massive scrotal, sliding hernia)

Type III C -- hernia Femoralis

Type IV—hernia yang kambuh, modifikasi A-D kadang ditambahkan, menunjukkan A=indirect, B=direct, C= femoralis dan D=campuran

2.4.1.5 Gejala

Pasien dengan hernia datang dengan gejala yang beraneka ragam. Mulai dari yang tanpa gejala hingga pasien yang harus diterapi seumur hidup karena hernia strangulasi, tetapi hal yang paling sering di keluhkan pasien adalh nyeri. Pasien tanpa gejala mungkin terdiagnosa hernia pada saat pemeriksaan kesehatan rutin atau datang ke dokter dengan benjolan yang tak nyeri di selangkangannya. Hernia indirect lebih sering menimbulkan keluhan daripada hernia direct.

2.4.1.6 Diagnosis

2.4.1.6.1 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah cara terbaik untuk menentukan ada tidaknya hernia. diagnose dapat ditegakkan dengan inspeksi yaitu bila ditemukan penonjolan pada lipat paha atau dinding abdomen. Diagnose banding haru dipertimbangkan pada kasus yang meragukan. Hernia yang tidak terlihat memerlukan pemeriksaan digital pada canal inguinal. Hal ini dilakukan dalam dua posisi berbaring dan berdiri. Pemeriksa harus meletakkan ujung jari kelingking pada bagian atas scrotum dan memasukkannya ke cincin luar kanais inguinalis. Pasien kemudian disuruh untuk mengedan .

Diagnosis Banding Hernia Dilipat Paha

Keganasan

Limfoma

Retroperitoneal sarcoma

Metastasis

Tumor testis

Penyakit testis primer

Varicocele

Epididimitis

Torsio testis

Hidrokel

Testis ectopic

Undescenden testis

Aneurisma artery femoralis

Nodus limfatikus

Kista sebasea

Hidraenitis

Psoas abses

Hematoma

Ascites

Banyak penulis menunjukkan bahwa akurasi untuk membedakan suatu hernia direct atau indirect secara klinis sebelum operasi adalah rendah. Akan tetapiteori klasik menyebutkan bahwa banwa hernia indirect akan menekan kelingking di ujungnya sementara hernia direct menekan tepi jari kelingking.. sebagai tambahan menekan pada pertengahan inguinal (pertengahan antara spina iliaca anterior dan tubrulum pubikum diatas ligament inguinal ) dengan telunjuk akan menghalangi hernia indirect untuk menonjol pada saat pasien mengedan. Hernia direct tidak akan terpengaruh dengan manuver ini.

2.4.1.6.2 Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan radiologis kadang digunakan untuk penyebab nyeri tanpa adanya massa di lipat paha. Salah satunya adalah herniografy yang kadang membantu mencegah operasi eksplorasi yang tidak perlu. Kelebihannnya adalah sifatnya yang tidak invasive. Ultrasonografi berguna tetapi sangat tergantung pada operator. Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis, CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia obturator.

2.4.1.7 Penatalaksanaan

Hampir semua hernia harus diterapi dengan operasi. Karena potensinya menimbulkan komplikasi inkarserasii atau strangulasi lebih berat dibandingkan resiko yang minimal dari operasi hernia (khususnya bila menggunakan anastesi local). Khusus pada hernia femoralis, tepi kanalis femoralis yang kaku meningkatkan resiko terjadinya inkarserasi

2.4.1.7.1 Teknik operasi

Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat diklompokkan dalam 4 kategori utama

o Kelompok 1: Open Anterior Repair

Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan membebaskan funikulus spermatikus. fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.

Teknik Bassini

Komponen utama dari teknik bassini adalah

· Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis ingunalis hingga ke cincin ekternal

· Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.

· Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia transversalis)

· Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin

· Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis, otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.

Figure 6
gambar 4. McVay open anterior repair. Dilakukan rekonstruksi kanalis inguinalis tanpa menggunakan mesh prosthesis.

Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi, tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis, kelemahannya yaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot yang akan menyebakan jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan

o Kelompok 2: Open Posterior Repair

Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.

o kelompok 3: Tension-Free Repair With Mesh

Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow ) menggunakan pendekatan awal yang sama degan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia gambar 6. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.

Figure 7
gambar 5. Open mesh repair. Mesh digunakan untuk merekonstruksi kanalis inguinalis. Tegangan yang minimal didapat dari teknik ini.

Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi pengalaman yang luas dengan mesh hernia telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer.Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi local, regional atau general.

o Kelompok 4: Laparoscopic

Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkan potongan mesh yang besar di region inguinal diatas peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentuka fistel karena paparan usus terhadap mesh.

Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorrhaphies dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum abdomendan memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.sedangkan pendekatan TAPP adalah prosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cidera selama operasi.

Figure 8
gambar 6. Laparoscopic mesh repair, tampak dari dalam pelvis. Mesh yang besar direkatkan dengan staples untuk menjangkau kedua defek hernia. Staples tidak digunakan di proximal struktur neurovaskular

2.4.2 Hernia lainnya di abdomen :

2.4.2.1 Hernia umbilicalis :

Merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen. Umbilicus merupakan salah satu lokasi yang lemah pada abdomen dan tempat yang sering mengalami herniasi. Hernia umbilicus muncul lebih sering pada wanita. Obesitas dan kehamilan berulang merupakan precursor, dan ascites sering mencetuskan masalah. Hernia umbilicus pada dewasa tak ada hubungannya dengan hernia umbilicus pada anak-anak. Sering terjadi strangulasi pada colon atau omentum.

Hernia umbilicalis sering terjadi pada bayi dan merupakan kelainan kongenital. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1 tahun, bila cincin hernia <>

2.4.2.2 Hernia paraumbilicalis :

Hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus.

.

img3

Gambar 5 hernia menurut lokasi

2.4.2.3 Hernia Epigastric

Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan processus xyphoideus. Hernia pada linea alba muncul lebih sering diatas umbilicus dari pada dibawahnya. Hernia-hernia ini biasanya kecil dan sulit diagnosis pada pasien obes. Pasien mengeluhkan nyeri, sensasi tertarik dibagian tengah perut. Hernia ini juga bisa diperbaiki dengan jahitan sederhana. Harus diwaspadai adalah hernia ini sering multiple.

2.4.2.4 Hernia Littre's

Adanya diverticulum Meckel sebagai komponen tambahan pada kantung hernia menjadi ciri dari Littre's hernia. Keadaan yang tak lazim ini bisa sangat sulit di diagnosa karena gejala obstruktif yang sedikit.. Strangulasi dari diverticulum Meckel bisa terjadi yang menyebabkan fistel sebagai keluhan utama. Menejemen operasi berupa reparasi hernia dengan atau tanpa reseksi diverticulum Meckel. Suatu diverticulum Meckel yang menyebabkan gejala atau mengalami strangulasi harus direseksi. Reseksi dari suatu diverticulum meckel tanpa gejala harus berdasarkan usia dan keadaan umum pasien..

2. Spigelian Hernia

Suatu hernia melalui fascia pada sepanjang tepi lateral otot rectus abdominis pada celah antara linea semilunar dan tepi lateral dari otot rectus abdominis adalah suatu hernia spigelian. Fascia Spieghel sebenarnya adalah aponeurosis dan terdiri dari gabungan aponeurosis otot oblique abdominis dan transverses abdominis dibagian lateral dan otot rectus abdominis pada bagian medial. Meskipun dapat muncul disepanjang linea semilunar, ia paling sering muncul dimana fascia sphiegel lebih lebar dan lemah. Diatas umbilicus, serat-serat aponeurosis saling bersilangan dan membentuk barier yang kuat. Dibawah umbilicus seratnya lebih parallel dan dapat di pisah, memudahkan peritoneum dan lemak properotoneal menonjol melalui defek yang seperti belahan tetapi tertahan oleh aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus.

Umumnya, hernia spigelian muncul pada bawah linea semilunaris. Banyak pasien pasien datang dengan hernia spigelian mengalami obesitas dan diagnosis klinis preoperative yang benar ditegakkan hanya pada 50% pasien. Hernia Spigelian dapat ditemukan secara incidental dengan ultrasonografi atau CT scan. Computed tomography dilakukan dengan pasien melakukan suatu Valsalva maneuver meningkatkan sensitivitas diagnostic. Hernia spigelian yang besar dapat salah diduga sebagai sarcoma dari dinding abdomen. Terjepitnya nervus cutaneus anterior T10 sampai T12 menyebabkan rasa tak nyaman yang menyerupai hernia spigelian.

Hernia Spigelian biasanya berhasil diperbaiki pada operasi awal. Aproksimasi jaringan yang berdekatan ke defek dengan jahitan terputus biasanya berhasil pada kebanyakan pasien. Akantetapi jika defeknya besar atau jeringan didekatnya lemah, penguatan dengan prosthetic mesh menjadi indikasi.

2.4.2.5 Hernia Obturator

Canalis obturator ditutup oleh membran dan dilewati oleh nervus dan pembuluh darah obturator. Kelemahan pada membrane obturator dan pelebaran dari canal dapat menyebabkan suatu kantung hernia, yang dapat menyebabkan incarserasi atau obstruksi saluran cerna. Canal obturator, yang panjangnya 2-3 cm dapat terisi bantalan lemak, yang dianggap oleh banyak ahli bedah hal yang patologik. Pasien muncul dengan bukti kompresi pada nervus obturator, menghasilkan nyeri pada bagian dalam paha. Ini digambarkan oleh John Howship pada tahun 1840 dan secara terpisah oleh Moritz Heinrich Romberg 1848.

Operasi dari hernia obturator telah banyak dilakukan dengan banyak pendekatan. Pendekatan melalui abdomen terbuka atau laparoscopic dianjurkan ketika ada dugaan gangguan saluran cerna. Pendekatan Retropubic (preperitoneal) dilakukan oleh banyak ahli bedah ketika tidak ada keterlibatan atau obstruksi saluran cerna. pendekatan obturator, inguinal, dan kombinasi telah pernah dilakukan. Tanpa memandang pendekatan yang digunakan, reduksi isi dan inversi kantung hernia adalah langkah awal dalam terapi operatif pada hernia obturator. Dilatasi foramen obturator diperbaiki dengan jahitan terputus.

2.4.2.6 Hernia Lumbar (Dorsal)

Hernia lumbalis atau dorsalis dapat terjadi didaerah lumbal melalui dinding posterior abdomen. Grynfeltt's hernia muncul melalui trigonum lumbal superior sedangkan Petit's hernia muncul melalui trigonum lumbal inferior. Hernia lumbalis generalisata, tipe yang ketiga paling sering iatrogenic setelah insisi pinggang pada operasi ginjal.

Hernia lumbal biasanya besar dan menjadi progressif dan menjadi masalah dari segi penampilan. Jahitan sederhana dapat dilakukan pada hernia yang kecil. Pada hernia yang lebih besar dilakukan rekonstruksi. Bagaimanapun pasien dengan hernia yang besar dan muncul dengan jaringan yang sangat lemah memerlukan penggunaan mesh atau free tissue flaps.

2.4.2.7 Sciatic Hernia

Foramen siaticus mayor dapat menjadi lokasi dari suatu hernia. Hernia tipe ini sangat jarang dan sulit di diagnose dan asien mungkin tidak memiliki keluhan hingga timbul obstruksi saluran cerna. Pasien lain muncul dengan massa pada daerah gluteal atau infragluteal, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada saat berdiri. Nyeri pada nervus siatikus jarang disebabkan oleh penekanan hernia siatikus. Hernia ini dapat diperbaiki dengan operasi transabdominal atau transgluteal.

2.4.2.8 Hernia Perineal

Hernia perineal yang bersifat congenital atau didapat sangat jarang terjadi. Hernia ini bisa terjadi setelah reseksi abdominoperineal, prostatectomy, atau pengangkatan organ pelvis. flap Myocutaneous atau mesh sering diperlukan untuk memperbaiki sutau hernia perineal.

2.5 komplikasi

Komplikasi setelah operasi herniorraphy biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri, hematom dan infeksi luka adalah masalah yang paling sering terjadi. Komplikasi yang lebih serius seperti perdarahan, osteitis atau atropy testis terjadi kurang dari 1 persenpada pasien yang menjalani herriorraphy. Perbandingan komplikasi berat dan ringan dari teknik open dan laparoscopic herniorrhaphies seperti dalam table berikut..

{short description of image}

TABEL 4
komplikasi dari Open dan Laparoscopic Hernia Repair


Open repair



Laparoscopic repair


Berat

Hemorrhage

Testicular atrophy

Terpotongnya Vas deferens

Cedera usus

Cedera kandung kemih

Berat

Hemorrhage

Cedera usus

Cedera kandung kemih cedera pembuluh darah besar

Ringan

Scrotal ecchymosis

Infeksi luka

Retensi urin

kekambuhan

Hydrocele

Terpotongnya saraf

Terjepit saraf

Ringan

Retensi urin

Hernia di lokasi trokar

Cedera saraf

Infeksi luka

Obstruksi usus halus



Daftar pustaka

1. Fitgbrous,RJ, Hernia Dalam Schwatrz Principles Of Surgery Edited By F Brunicardi Et.All 8th Edition Mcgraw Hill Company Inc. USA 2005

2. Warren J Karz, Hernia Dalam David J Sabiston, Buku Ajar Bedah Sabiston Edisi 1 EGC, Jakarta 1994

3. Bailley Surgical Textbook, E-Book Edition,2000: 648-51

4. Clare Cheek,Inguinal And Femoral Hernia Dalam Peter J Morris, Oxford Textbook Of Surgery 2nd Edition, E-Book Edition,January 2000:176-77

5. Wim De Jong buku ajar bedah, edisi 1 ECG Jakarta 2001

6. Lawrence W, Current Surgical Diagnosis And Treatment 11 edition , e-book version, lange medical book,2003:380-86

7. Eustace s g, abdominal wall hernia, available at http//www.emedicine.com/surgery/generalsurgery/68999.html

8. Tim Bax Md Surgical Option In Management Of Groin Hernia, 1 January 1999, available at http://www.aafp.org/afp/990101ap/contents.html

journal kedokteran GRATIS ?

kebanyakan journal kedokteran harus langganan dan bayar tetapi biasanya artikel punya masa bayar, artinya kalau masanya sudah lewat bisa dibaca gratis yang cari aja di google, yang penting keyword harus spesifik?